PARA pengusaha properti menunggu realisasi kebijakan tenor kredit 35 tahun. Selain perbankan, developer juga diuntungkan.
Founder Togika Group, Mustajab Mudji menuturkan bahwa kebijakan tersebut sangat membantu masyarakat. Jika angsuran makin ringan, maka akan makin banyak yang punya kesempatan bisa memiliki rumah.
“Khususnya kaum millenial, semakin besar kesempatannya memiliki rumah, karena tenor panjang dan angsuran ringan. Kalau untuk rumah subsidi di Sulsel, kalau kebijakan ini berlaku, angsuranya kira-kira hanya skitar Rp600-700 ribu per bulan,” ujarnya.
Direktur Utama PT Togika Graha Bakti itu juga mengatakan sebenarnya tenor KPR panjang ini diadopsi dari KPR di Jepang. Dia berharap mudah-mudahan tahun ini sudah bisa dibuat pilot project-nya.
“Kami berharap program ini bisa segera realisasi, sehingga masyarakat punya pilihan waktu yang fleksibel saat mengajukan KPR, tenor panjang jadi pilihan untuk amgsuran ringan,” harapnya.
Akan tetapi, ia melihat selama ini kemampuan pengembang dalam membangun masih di bawah dari jumlah kebutuhan. Salah satu penyebabnya adalah masalah ketersedian lahan.
Kenaikan harga tanah tidak sebanding dengan kenaikan harga rumah. Akibatnya, makin jauh ke pinggir orang atau pengembang untuk membangun perumahan.
“Jadi mestinya pemerintah atau perbankan turun tangan dalam hal pembiayaan pengadaan lahan ini,” tuturnya.
Sikap PUPR
Dengan tenor panjang, kaum muda diproyeksikan akan lebih mudah memiliki rumah. Hal tersebut ditopang oleh rencana pemerintah terkait Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan jangka waktu hingga 35 tahun.