English English Indonesian Indonesian
oleh

Efek Kekuasaan Kemenangan Pilpres 2024

             Sembari menunggu hasil resmi dari KPU siapa yang menjadi real presiden dan wakil presiden 2024, saya ingin mencari pembenaran bahwa Pemilu 2024 kali ini (terkhusus pilpres) sangat dipengaruhi oleh kekuasaan. Meskipun pemangku kekuasaan saat ini tidak lagi menjadi petahana, tetapi sangat besar efeknya bagi salah seorang kandidat capres/cawapres.

          Penjelasan “Efek Kekuasaan Kemenangan Pilpres 2024”, dapat diuraikan dengan pendekatan konsep hegemoni. Inspirasi menghubungkan konsep hegemoni dengan fenomena pilpres 2024, ketika sehari setelah pencoblosan (15 Februari) saya berdiskusi dengan seorang mahasiswa dalam forum ujian akhir skripsi, yang kebetulan sebagai penguji.

             Dalam skripsi ini diuraikan bagaimana kuatnya hegemoni, sesuai konsep yang dikemukakan oleh Antonio Gramsci (saya maknai otoritas kekuasaan) yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat. Hegemoni berupa konsensus yang mengondisikan situasi yang individu atau kelompok merasa tertekan atau terancam. Juga konsensus kebiasaan yang menyebabkan individu atau kelompok bersikap pasif sehingga sulit menerima perubahan. (Skripsi FSH UIN Alauddin, Muh. Arya Dwi Madapkama, 2024:15).

          Kemenangan paslon 02 berdasarkan hasil hitung cepat tidak terlepas dengan keberadaan sosok yang namanya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres pasangan Prabowo Subianto. Gibran adalah anak dari Jokowi yang menjabat sebagai presiden saat ini. Presiden Jokowi dapat disimbolkan sebagai kekuasaan (menurut saya semakna konsep hegemoni). Sehingga mudah dipahami bahwa kekuasaan sebagai presiden yang masih dijabat oleh Jokowi sangat kuat pengaruhnya dalam kontestasi pilpres 2024.

News Feed