English English Indonesian Indonesian
oleh

Kontribusi Ulama Melayu, Datuk ri Bandang

OLEH: Abd. Rahman Hamid, Dosen Sejarah UIN Raden Intan Lampung

Bila berkunjung di Kecamatan Tallo Kota Makassar kita akan menemukan satu makam ulama Melayu asal Kota Tengah Minangkabau Sumatera Barat yakni Abdul Makmur Khatib Tunggal Datuk ri Bandang. Tokoh ini sangat berjasa dalam pengislaman di Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat abad ke-16 dan 17.

Datuk ri Bandang, begitu nama yang paling dikenal penduduk, pertama kali datang di pelabuhan Tallo pada 1575 untuk berdakwah terhadap rakyat dan penguasa Makassar. Usaha itu belum berhasil karena penduduk masih memiliki kegemaran makan dendeng babi, hati rusa mentah yang dicincang dan disajikan dengan bumbu dan darah (lawa dara’), serta kebiasaan minum tuak (Pelras, 2006: 158). Karena itu, dia berlayar mengarungi Selat Makassar untuk berdakwah ke Kutai Kerta Negara, Kalimantan Timur. Di sana ia berhasil menjalankan dakwahnya. Setelah itu dia kembali ke Minangkabau dan mempersiapkan misi ke Makassar lagi.  

Pada tahun 1605 Datuk ri Bandang tiba di pelabuhan Tallo bersama dua ulama lain yaitu Sulaiman Khatib Sulung Datuk di Pattimang (penyiar Islam di Luwu) dan Abdul Jawad Khatib Bungsu Datuk ri Tiro (penyiar Islam di Bulukumba). Awalnya mereka belum berhasil meyakinkan Raja Tallo Karaeng Matowaya menganut Islam karena berbagai pertimbangan seperti keberadaan dan peran umat Katolik Portugis di Makassar.

Karena itu, menyitir tradisi lisan lokal bahwa alebbiremmani engka ri Luwu, awatangeng engkai ri Gowa (hanya kemuliaan ada di Luwu, sedangkan kekuatan ada di Gowa), maka tiga ulama tersebut berlayar ke Luwu. Di sana mereka berhasil mengislamkan La Patiware Daeng Parebung atas usaha Datuk ri Pattimang. Sementara Datuk ri Tiro mengislamkan Raja Tiro La Unru Daeng Biasa. Selanjutnya, Datuk ri Bandang kembali ke Makassar. Kali ini, setelah pengislaman dua raja tersebut, dia berhasil meyakinkan raja Tallo menerima Islam dan kemudian raja Gowa. Keduanya menerima Islam pada 22 September 1605. Raja Tallo mendapat gelar Sultan Abdullah Awwalul Islam dan gelar Raja Gowa adalah Sultan Alauddin.

News Feed