MAKASSAR, FAJAR–Penilaian Adipura sedang berjalan. Menjadi ujian keberpihakan pemda terhadap lingkungan.
HAMPIR semua daerah kini berbenah. Piala Adipura merupakan trofi bergengsi yang menjadi rebutan daerah. Sebagai penghargaan lingkungan tertinggi, wajar semua daerah mengharapkannya.
Asa ini tentu bukan hadiah dari langit. Adipura mesti diupayakan dengan kerja keras. Kebijakan lingkungan jadi kata kunci. Inovasi daerah melalui kreativitas kepala daerah jadi penentu, tahun ini dapat atau tidak.
Pinrang menjadi salah satu daerah yang menanti penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) itu. Jika dapat lagi tahun ini, itu berarti menjadi daerah dengan raihan 12 kali Adipura.
“Tidak ada penyambutan khusus untuk menyambut Adipura, karena ini sudah ada rutinitasnya,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pinrang, Sudirman, pekan lalu.
Sistem pengelolaan lingkungan telah berjalan. Aksi bersih-bersih sudah menjadi rutinitas, khususnya Selasa dan Jumat. Merlibatkan banyak pihak: kepolisian, tentara, dan hingga staf (ASN).
“Apalagi, semenjak Pak Irwan Hamid memimpin sebagai bupati itu luar biasa sekali karena dia peduli sekali dengan lingkungan,” sambung Sudirman.
Irwan merespons. Dia mengajak pihak-pihak lain untuk turut mengambil peran dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan asri. “Jika tercipta lingkungan yang asri, manfaatnya juga akan kembali kepada diri masing-masing,” jelas Irwan.
Sejauh ini, Pinrang meraih Adipura sebelas kali berturut-turut. Fokus kebijakan pemkab mengenai pembersihan dan pengolahan sampah. Dibantu komunitas pemerhati lingkungan yang sudah menjamur di Pinrang.