Untuk data kematian misalnya, lanjutnya, sebanyak 3000-an data penduduk yang meninggal dunia namun belum dilaporkan ke pihaknya. Datanya saat ini sedang diinventarisir oleh Dukcapil.
Rata-rata data ini berasal dari masyarakat pelosok dan petani. Saharuddin mengatakan malasnya masyarakat melakukan pelaporan lantaran berbeda dengan pegawai, mereka cenderung tak memiliki tunjangan. Sehingga merasa tak perlu melaporkannya ke pemeritnah.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sulsel, Bachtiar Baharuddin mengapresiasi langkah jemput bola yang dilakukan Disdukcapil Bone. Ini dianggap cukup penting, apalagi akan ada pesta demokrasi, sehingga data kependudukan ini harus sepenuhnya valid.
“Ini agar lancar pemilhan, semua bisa berpartisipasi nantinya,” ujar Bachtiar. Dia berharap program jemput bola ini bisa dicontoh oleh seluruh kabupaten/kota di Sulsel. (*)