Seiring masuknya pekan ketiga Januari 2024, wilayah Sulsel terus dihantui oleh bencana hidrometeorologi yang memprihatinkan. Sebanyak 36 kejadian telah tercatat, belum termasuk peristiwa banjir di Makassar yang turut meramaikan daftarnya. Bencana yang diakibatkan oleh faktor cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin, dan kelembapan, muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Kepulauan Selayar menjadi daerah yang paling terdampak dengan insiden seperti banjir, cuaca ekstrem, dan pohon tumbang. Disusul oleh Parepare yang mengalami angin kencang, banjir, pohon tumbang, dan hujan deras. Meskipun jumlah kejadian tahun ini (36) lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (53), prakiraan peningkatan hingga akhir Januari harus diantisipasi.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengantisipasi potensi curah hujan lebat, terutama di daerah rawan bencana. Hindari tempat-tempat yang rentan seperti lereng curam yang dapat menyebabkan longsor atau daerah rawan banjir. Pantau informasi melalui media yang terpercaya untuk mendapatkan perkembangan situasi terkini.
Data dari BPBD Makassar mencatat lebih dari 400 jiwa dari 131 kepala keluarga terdampak banjir, dengan 482 jiwa mengungsi di dua kecamatan yang terkena dampak. Ketinggian air mencapai 30 hingga 100 cm. Kajian Risiko Bencana Nasional Sulsel 2022-2026 mengidentifikasi beberapa daerah potensial, termasuk Makassar, Luwu Utara, Pangkep, Bone, Wajo, Barru, dan Luwu sebagai daerah rawan banjir.