Oleh: Dian Cahyadi MDs *
Tanpa sadar, warganet terpapar kampanye digital yang sengaja direkayasa. Segudang problem “kecurangan” daring mesti dicegah.
Salah satu elemen kritis dari taktik gerilya dalam money politics atau politik uang digital adalah strategi penggunaan pesan yang tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan calon tertentu, tetapi juga disertai dengan iming-iming nilai rupiah atau materi lain yang menggiurkan. Penerapan iming-iming finansial atau materi sebagai bagian dari pesan politik bertujuan untuk memanipulasi opini publik dan memengaruhi keputusan pemilih dengan cara yang tidak selalu berlandaskan pada argumen atau substansi politik.
Taktik ini mendistorsi visi kandidat lantaran aspek finansial atau iming-iming materi. Dengan memanfaatkan naluri manusia terhadap keuntungan dan kenyamanan materi, taktik ini mencoba membentuk persepsi masyarakat terhadap seorang kandidat melalui lensa yang tidak seharusnya menjadi faktor penentu dalam proses pemilihan.
Iming-iming finansial ini dapat merugikan integritas demokrasi, karena masyarakat dapat terpengaruh oleh faktor yang seharusnya tidak menjadi pertimbangan utama dalam memilih pemimpin. Kesadaran masyarakat dan upaya keras dalam memberikan edukasi politik menjadi kunci untuk melawan taktik money politic yang mengandalkan iming-iming finansial untuk mencapai tujuannya.
Money politics digital melibatkan penerapan teknik microtargeting, suatu strategi yang menitikberatkan pada penargetan kelompok pemilih tertentu dengan pesan yang dirancang khusus untuk mereka. Melalui analisis mendalam terhadap data pengguna, tim kampanye dapat menyusun strategi yang personal dan sangat sesuai dengan karakteristik serta preferensi pemilih potensial.