English English Indonesian Indonesian
oleh

Menanti Debat Penentu

Adanya tema yang beragam tentu membutuh kematangan intelektual dan kesiapan kecerdasan emosi jika pertanyaan balik sangat meruntuhkan mental lawan bicara. Baik capres maupun cawapres perlu mempersiapkan diri tidak hanya kapasitas intelektual , namun juga kematangan emosional menghadapi serangan.

Maka dalam dialog dan debat yang cerdas sebaiknya kita menyimak ilmuwan komunikasi sekaliber Little John dan Keren Foss (2009) dalam buku Encyclopedia of Communication Theory, debat yang telah menjadi kontestasi wacana sangat penting untuk mendengarkan, mengetahui, dan memahami diskursus yang diperdebatkan.
 
Jadi, kematangan berdebat baik dari segi kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Dua variabel itu akan mengontrol kata dan kalimat ketika saling memahami makna yang dipermasalahkan.

Ketika terjadi perdebatan maka sekaliber capres dan cawapres setidaknya memperhatikan hal sebagai berikut, pertama, menjaga kuantitas narasi. Sebuah perdebatan akan memberikan informasi yang cukup dan tidak bertele-tele. Logika otak kita, perlu fokus terhadap tema debat.

Kedua, perlu fokus pada pembicaraan berkualitas, semua diksi yang kita keluar di ruang publik jika bobot narasinya rendah dan irasional tentu akan menghasilkan pikiran di publik bahwa kandidat itu kurang cerdas menjawab pertanyaan. Setiap narasi yang dilemparkan ke publik harus mengandung kebenaran (fakta).

Ketiga, diksi yang ditawarkan mempunyai relevansi, menjawab gagasan yang dilontarkan sesuai dengan substansi. Jadi kalau ada kandidat yang tidak menjawab pertanyaan debat, itu artinya tokoh tersebut memperlihatkan ketidakmampuan secara logika dan pikiran jernih.

News Feed