Minimnya penumpang lantaran tidak ada dukungan dari pemda. Terutama bagaimana menangani konflik dengan angkuta kota (angkot). Trayek Teman Bus justru menempatkan sebagai feeder dan pete-pete (angkot) melayani penumpang di ruas utama.
Seharusnya, Teman Bus menjadi angkutan pilihan utama dengan pete-pete sebagai feeder-nya. Makanya dibutuhkan adanya masterplan sistem pelayanan angkutan penumpang yang melingkupi semua jenis angkutan penumpang. Sehingga dapat dilakukan secara hirarki melalui jenjang angkutan utama, feeder, hingga pada pelayanan skala lingkungan.
Selanjutnya, perlu terintegrasi dan terpadunya fasilitas-fasilitas pendukung maupun penunjang atas penyelenggaraan angkutan umum massal perkotaan seperti trotoar, halte, tempat pemberhentian pada lokasi yang ideal. Mengembangkan sistem trayek yang memungkinkan terjadinya irisan beberapa trayek sehingga ke depannya dapat dikembangkan dengan
sistem one tricet one way. (*)