Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf
Tenaga Pengajar FEB Unhas
FAJAR, MAKASSAR — Transformasi digital perekonomian global bervariasi antar kawasan. Hal ini dapat diamati pada penetrasi penggunaan internet di masing-masing kawasan atau negara. Penetrasi penggunaan internet diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah pengguna internet dengan total populasi di suatu negara atau kawasan.
Hasil riset Temasek dan Google (2023) menunjukkan bahwa penetrasi penggunaan internet tertinggi adalah kawasan Amerika Utara, sekitar 93,40 persen dengan pengguna internet 347,9 juta orang dan Eropa sekitar 88,40 persen dengan pengguna internet 743,6 juta orang.
Selanjutnya di klaster kedua adalah negara-negara Amerika Tengah dan Amerika Selatan dengan penetrasi penggunaan internet sekitar 80,40 persen dengan total pengguna internet sekitar 532,1 juta orang.
Penetrasi penggunaan internet di kawasan Timur Tengah yang selama ini mengalami perang, yaitu sekitar 76,40 persen dengan pengguna internet 205,01 juta orang. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan kawasan Asia dengan penetrasi penggunaan internet 64,10 persen dan pengguna internet sekitar 2,790 miliar.
Penetrasi penggunaan internet paling rendah adalah kawasan Afrika yang hanya sekitar 43,10 persen dengan pengguna internet 601,3 juta orang. Rendahnya penetrasi penggunaan internet di Afrika berkaitan dengan buruknya ketersediaan infrastruktur digital, kualitas jaringan, tingginya biaya mengakses internet dan pendapatan per kapita yang rendah.
Perbedaan dalam hal penggunaan teknologi digital antar kawasan, antar negara dan antar individu melahirkan permasalahan krusial yang dikenal dengan “kesenjangan digital” (digital devide). Data World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 2,6 milyar penduduk dunia yang tidak memiliki akses terhadap teknologi digital.