Mulai dari upaya pelatihan, atau bisa juga studi banding seperti yang sedang dilakukan saat ini.Sementara Kepala Bagian Publikasi dan Branding Produk Nasabah PNM, Yengki Romeo Wijayandaru mengatakan, orientasi PNM memang tidak hanya berkutat di ranah profit saja, tetapi menjadi wadah bagi UMKM agar bisa hidup lebih baik dari sisi perekonmiannya.
”Kami tidak hanya memberikan bantuan modal, tetapi juga pendampingan dan jaringan pasar. Kami mau semua nasabah naik kelas, supaya bisa mendapat akses pasar yang lebih luas,” jelasnya.Manfaat itu juga diakui oleh Direktur PT Lontara Jaya Nusantara, Ariani.
Kata dia, bantuan jejaring dari PNM justru memberikan akses lebih besar dibandingkan bantuan modal yang diterima.”Pinjaman modal saya cuma Rp3 juta selama satu tahun. Tetapi akses jualan saya justru lebih luas. Ini poin yang paling penting, karena biasanya ada yang punya modal, punya produk, tetapi tidak ada yang beli. Makanya pasar ini sangat menentukan,” kata dia.
Ariani juga mengatakan, berkat jejaring PNM, produknya berhasil terjual hingga ke manca negara. Meski belum ekspor secara masif, tetapi progres ke arah sana sangat menjanjikan.”Sekarang produk aaya ada yang ke Palembang, provinsi-provinsi lain, malah sudah ada sampel yang di bawa ke Riyad. Tapi belum ekspor, karena berkasnya masih terkendala,” terangnya.
Begitu juga dengan Ramla Nafafan. Nasabah PNM asal Ambon itu mengaku sangat senang karena mendapat ilmu baru. Kata Ramla, apa yang disampaikan oleh Ariani tidak bisa dia dapatkan di sembarang tempat.”Tentu berterima kasih dong. Karena sejak bergabung menjadi nasabah PNM, pelatihan-pelatihan seperti ini bisa saya dapatkan sebagai bekal juga untuk mengembangkan usaha saya,” bebernya.