“Alhamdulillah, meskipun ini dilaksanakan mandiri dengan jumlah peserta 83. Hasilnya sangat bagus sekali. Mereka (seluruh peserta) kita pastikan sudah siap untuk membina jemaah haji untuk dapat melaksanakan ibadah dengan baik,” ujarnya dalam acara penutupan kegiatan sertifikasi, Jumat, 6 Oktober.
Kepala Program Studi Dirasah Islamiyah Pascasarjana UINAM ini menambahkab, sertifikasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam urusan penyelenggaraan ibadah haji. Tidak boleh ada petugas yang melaksanakan masik maupun bimbingan ibadah haji yang tidak memiliki sertifikasi.
“Itu sudah kewajiban, bahwa pemberi manasik dan bimbingan ibadah haji harus punya sertifikat,” ucapnya.
Ia melaporkan bahwa pelaksaan pembimbing haji ini diikuti sebanyak 83 peserta dimana semuanya dinyatakan lolos sertifikasi. Adapu para peserta merupakan orang-orang yang memang berkecimpung di bidang pembimbingan haji, seperti pegawai-pegawai dari berbagai Kemenag di wilayah maupun daerah. Juga banyak dari eksternal.
Sebelumnya pada acara pembukaan, Rektor UINAN, Prof Hamdan Juhannis mengatakan, pembimbing manasik haji nantinya diharapkan bisa mencetak jemaah yang menjadi penyambung lidah pemerintah. Dimana mereka akan menyampaikan pesan-pesan untuk penguatan rasa kebangsaan yang ada keagamaannya.
Hamdan menyebut, sertifikasi pembimbing yang dilaksanakan UINAM bekerjasama dengan Kemenag RI bukan kali pertama dilakukan. Kegiatan saat sudah sampai angkatan ke delapan yang diikuti sebanyak 70 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
