Dalam ruang lain di organisasi otonom Muhammadiyah, seperti pada pelaksanaan Baitul Arqam Nasyiatul Aisyiyah Sulsel pada 17 September lalu, juga diulas terkait perempuan muda yang berkemajuan. Meskipun Nasyiatul Aisyiyah merupakan organisasi putri muda Muhammadiyah, tetapi pengurus dan kadernya berlatar beragam profesi serta jenjang kepemimpinan kader organisasi otonom seperti dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah maupun IMM dan isu sentral Nasyiatul Aisyiyah bukan semata terkait perempuan, namun juga merancang kepemimpinan yang berkemajuan untuk ikatan, daerah, bangsa hingga agama. Dosen FIKP Unismuh, Dra Jumiati Nur yang dihadirkan sebagai narasumber juga mengulas kepemimpinan perempuan yang begitu berpengaruh terhadap sebuah peradaban baik di masa sekarang maupun yang akan datang.
Fungsi kepemimpinan perempuan bahkan dipaparkan juga oleh pakar Bahasa Arab UIN Alauddin Makassar, Prof Amrah Kasim bahwa fungsi Perempuan itu di antaranya sebagai manajer yang mampu mengatur, leader, pemikir hingga pemberi kesejahteraan. Perempuan memiliki tugas dan fungsi yang sama dengan laki-laki, seperti sebagai leader, sebagai pemikir hingga pemberi kesejahteraan.
Dalam Al-Qur’an, ketika kita mengkaji ayat-ayatnya secara semantik atau dalam pemaknaan bahasanya kita tidak menemukan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hak dan kewajiban, dengan kata lain keduanya setara. Demikian, Prof Amrah mengungkap terkait kajian pemaknaan perempuan dan laki-laki dalam Al-Qur’an di hadapan pimpinan Nasyiatul Aisyiyah Sulsel yang merupakan corong perempuan muda Muhammadiyah se-Sulsel.