Oleh: Barsihannor
(Mubaligh IMMIM)
Selepas shalat subuh saya membuka WA, innalillahi wainna ilaihi rajiun, Tokoh kita Bapak H.M Amin Syam pergi untuk selamanya. Sedih, duka yang mendalam, dan air matapun menetes teringat beberapa kali duduk bersama beliau di dalam mesjid Quba dan mendapatkan nasihat beliau. Kuhela nafas panjang, seraya berkontemplasi dan mendoakan beliau. Allah menyayangi beliau dan insya Allah beliau kembali dalam keadaan husnul khatimah.
Tulisan In memoriam ini hanyalah sekelumit pengalaman saya sebagai seorang dosen juga muballigh yang pernah berinteraksi dengan beliau di sejumlah mesjid dan temoat. Saya meyakini begitu banyak orang-orang yang memiliki segudang pengamalan bergaul dengan beliau yang dapat bercerita dan memberi testimoni tentang kepribadian almarhum.
Tulisan in Memoriam ini saya mulai dengan mengutip QS. Al-Taubah (9); 8 untuk menegaskan tentang keterkaitan keimanan seseorang dengan aktivitas memakmurkan mesjid dengan segala bentuknya. Menurut Sidi Gazalba, mesjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi epicentrum peradaban. Ini tercemin dari best practice yang pernah dilakukan oleh alm. H. M. Amin Syam. Hemat saya, sosok alm. Bapak H. M. Amin Syam tidak bisa dilepaskan dari aktivitas mejid, baik sebagai hamba Allah juga sebagai fungsionaris (ketua umum) Dewan Mesjid Indonesia Sulawesi Selatan.
Dalam pandangan saya dan juga masyarakat umumnya, sosok alm H.M. Amin Syam, seorang publik figur yang dihormati dan disegani. Interaksi saya dengan beliau mungkin tidak seintens sahabat-sahabat beliau yang sudah lama mengenal sosoknya dan beraktivitas setiap hari bersama beliau, akan tetapi pembacaan saya terhadap sosok almarhum terkait aktivitas, ide dan gagasannya, nasihat, serta petuahnya dapat memberi isyarat bahwa beliau adalah sosok yang sangat bersahaja, memiliki prinsip hidup dengan konsep relasi humanis, serta selalu mampu menghadirkan pribadi yang dapat diterima oleh semua kalangan, lintas teritori, umur, profesi dan lintas iman.
Saya melihat alm Bapak H. M Amin Syam sebagai pribadi muslim arif dan imparsial dalam berbagai hal, berdiri di tengah masyarakat yang sangat plural, baik dari sisi etnis, budaya dan agama. Beliau berdiri kokoh dan teguh pada pendirian dan komitmen untuk menjadi sosok yang moderat. Beliau adalah sosok yang kebapakan (fatherhood) yang menyangi, membimbig dan melindungi masyarakatnya.
Pemikiran moderatnya terasa menginspirasi masyarakat untuk berjalan, berkelana, menembus batas-batas dinding sektarianisme dan primordialisme yang biasanya membatasi ruang gerak. Itu sebab beliau diterima oleh semua kalangan dan menghantarkannya menduduki tahta tertinggi pada posisi jabatan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Beliau terpilih dan diamanahkan menjadi gubernur Sulawesi Selatan periode 2003-2008 setelah sebelumnya menduduki beberapa jabatan lainnya, baik di dunia politik, militer maupun olahraga. Meski demikian, alm. Bapak H. M. Amin Syam tetap rendah hati, dan selalu ingin berada di antara keramaian manusia yang ragam. Frasa latin yang berbunyi “primus inter pares” atau first among equals (Selalu ingin mesejajarkan diri dari orang kebanyakan) sepertinya menjadi prinsip dalam kehidupannya.
Masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya dapat merasakan kehangatan dan kharisma yang terpancar dari keprirbadian beliau tersebut. Beliau bagaikan embun penyejuk yang hadir di pagi hari, penyemangat di kala duka, penghilang lapar-haus di kala dahaga, serta menjadi pelita di saat gulita. Nasihat dan tutur bahasa yang disampaikan beliau membuat suasana hati menjadi damai. Beliau hadir untuk menjadi solusi atas berbagai problematika kehidupan, baik yang bersifat personal atau komunal.
Alm Bapak H. M. Amin Syam merupakan sosok visioner, dan humanis. Spektrum berpikirnya selalu berorientasi pada bagaimana peta dan arah masyarakat, wilayah atau negara untuk sekian tahun ke depan. Idealismenya menjadi spirit untuk selalu melangkah ke depan dengan menjadikan masa lalu sebagai cermin kehidupan. NKRI yang kokoh, berdaulat dan adil-makmur adalah cita-cita yang menurutnya harus terus digaungkan.
Ketokohan alm Bapak H.M. Amin Syam tercermin dalam ide dan karakternya. Bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas betul-betul ditunjukkan dalam mengemban amanah baik sebagai pemimpin, tokoh politik dan masyarakat. Beliau sosok yang disiplin dalam pekerjaan dan bijaksana dalam bertindak. Ciri khasnya yang sesekali humoris dan suka bersahabat menghilangkan tanda ketuaan dan keuzuran fisiknya. Beliau adalah sosok suka berbagi pengalaman. Segudang pengalaman hidup telah dikantonginya dan dengan senang hati pula dia berikan pengalaman itu kepada orang-orang di sekitarnya. Beliau memiliki pribadi yang menyenangkan untuk semua tingkatan usia ataupun golongan.
Sosoknya yang terbuka dan menghargai semua orang, membuatnya dikagumi banyak orang.
Ada hal yang sangat menarik yang pernah beliau nyatakan dalam sebuah kutipan di media. Telah banyak jabatan saya pegang baik di TNl dan di pemerintahan tetapi paling bangga saya menjadi Ketua DMI
Sebagaimana saya tuangkan di awal tulisan in memoriam ini, bahwa sosok alm. Bapak H. M. Amin Syam memang tidak bisa dipisahkan dari masjid, hati beliau memang berada di masjid, karena itu masjid menjadi rumah baginya untuk melakukan konsolidasi spiritual, emosional, juga intelektual. Tidak aneh jika beliau menyatakan bahwa jabatan sebagai ketua DMI adalah jabatan yang paling membanggakan dari semua jabatan yang pernah diraih. Beliau mengerti bahwa mengurus rumah Allah (masjid) adalah sebuah aktivitas mulia berbasis keikhlasan, dan spiritual, bukan didorong oleh motif apapun. Penghargaan yang akan diraih bukan tepuk tangan manusia, bukan pula tunjangan atau popularitas, tetapi penghargaan yang langsung diberikan Allah berupa rahmat dan ridha Allah, sebuah penghargaan yang dapat menghantarkan seorang hamba memasuki surga-Nya. Semangat spiritualitas inilah yang memompa jiwa alm. Bapak H. M. Amin Syam untuk terus berkarya di tengah masyarakat, meninggalkan jejak dan legacy yang baik yang akan terus dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Keikhlasan dan spiritualitas menjadi “quantum energy” yang dapat mengalahkan energi fisik sekalipun.
Setiap kali saya menyampaikan khutbah di masjid Quba Azzalea (masjid di komplek perumahan alm Bapal H. M.Amin Syam tinggal), saya selalu melihat beliau hadir lebih awal dan biasanya duduk khusyu’ sambil membaca al-Quran atau zikir di sudut depan bagian kanan masjid. Beliau tampak ingin memberi teladan kepada masyarakat agar selalu dekat dengan masjid, tidak melupakan masjid dan harus selalu memakmurkan masjid. Di sinilah pertemuan intens saya terjadi, dimana nasihat dan petuah saya dapatkan.
Di masa-masa uzurnya, beliau masih menunjukkan semangat yang secara fungsional terus berkontribusi untuk kemaslahatan umat, agama bangsa dan negara. Alm. Bapak H. M. Amin Syam memiliki visi yang sangat jelas tentang kehidupan ini, yaitu doing the best all the time (melakukan amal kebaikan (amal terbaik) di setiap denyut nadi kehidupan). Beliau ingin mengamalkan hadis Nabi Muhammad saw; Sebaik-baik umat di antara kamu adalah orang yang panjang umurnya dan baik pula amalannya (HR. Turmudzi)
Sekarang alm. Bapak H.M. Amin Syam dipanggil Allah, pulang kembali ke pangkuanNya, menikmati taman-taman surga yang Allah sediakan bagi hamba-hamba yang shaleh.….Selamat jalan orang tua kami, Bapak kami, teladan kami, tokoh kami…Doa kami akan senantiasa hadir menyertai kepergianmu.
Sungguminasa, 2 September 2023
Barsihannor (Muballigh)