Seperti yang dilansir oleh lembaga pers PK identitas Unhas, rupanya beberapa pedagang di area pintu nol tidak mendapatkan sosialisasi langsung jauh hari sebelum peringatan itu keluar.
Seandainya Unhas ingin memperlihatkan jati dirinya yang humanis, pasti petinggi terkait akan duduk bersama dengan para pedagang kaki lima di area itu untuk melakukan musyawarah dari hati ke hati. Itu seharusnya yang dilakukan jika memang ingin menjadi kampus humaniversity, sebagai upaya menjunjung tinggi moralitas atau etikabilitas sosial.
Penulis menyarankan, agar pihak kampus jangan mempertontonkan keberingasannya dalam bertindak kepada masyarakat kecil. Unhas haruslah menjadi perguruan tinggi yang benar-benar inklusif, yang benar-benar humanis. Yang mampu merangkul masyarakat dengan kejernihan jiwa dan pikirannya. (*)