FAJAR, MAKASSAR-Aiptu Paleweri, personel Bhabinkamtibmas yang berdinas di Polsek Mamajang, Polrestabes Makassar menerima penghargaan. Itu atas kepedulian dan keikhlasannya dalam membantu warga yang mengalami kesulitan biaya pemakaman.
Ia membantu seorang ayah yang kesulitan biaya untuk pemakaman anaknya. Penghargaan itu diberikan oleh Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib dalam apel yang berlangsung di lapangan Mapolrestabes Makassar, Senin, 31 Juli.
“Saya berharap apa yang dilakukan Aiptu Paleweri ini bisa menjadi contoh untuk anggota lain, khususnya di jajaran Polrestabes Makassar,” ujar Kapolrestabes.
Selain penghargaan, perwira polisi tiga melati di pundaknya ini juga memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi atas prestasi dan kinerja Aiptu Paleweri. Terhitung selama dia berdinas di Polsek Mamajang.
Bhabinkamtibmas Aiptu Paleweri ini membantu proses pemakaman warga di Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Makassar, Selasa 25 Juli. “Ini sangat membanggakan,” ungkapnya.
Aiptu Paleweri mengaku, apa yang diperbuatnya sekadar membantu biaya tempat pemakaman seorang warga bernama Muhammad Safitra Ramadhan, putra dari pasangan suami istri Jumali dan Mardiana.
“Melihat dari background keluarga Bapak Jumali yang tak berkecukupan, dan serba kekurangan. Olehnya itu saya berinisiatif membantunya, keluarga Jumali tengah berduka dan beliau kesulitan mendapatkan tempat untuk memakamkan putranya karena tidak mempunyai biaya,” ujarnya.
Terlebih, setelah dirinya mendapat informasi dari tetangganya bahwa Jumali tengah berupaya mencari uang untuk pemakaman anaknya dengan jalan mengambil pinjaman. Pinjaman tersebut dengan jaminan menggadaikan bentor miliknya.
Mendengar itu, dia langsung bergegas mengambil sebagian simpanan uang di rumahnya, kemudian mendatangi warga yang mengalami kesulitan tersebut.
“Sebagai wujud kepedulian Polri apalagi saya pribadi seorang Bhabinkamtibmas ujung tombak di wilayah, berinisiatif membantu dengan menutupi utang pinjaman berbunga tersebut dan mengembalikan bentor yang dijaminkannya. Saya pun menyantuni dengan bantuan uang tunai untuk biaya tempat pemakaman putranya hingga menggelar tauziah nanti,” bebernya. Adapun Jumali dalam kesehariannya bekerja sebagai pengumpul botol bekas minuman dan tinggal di gubuk sederhana berukuran kurang lebih 2 x 2,5 meter dan harus menafkahi istri dan kedua anaknya. (maj/ham)