Ketemu suami saat menjadi pilot pesawat TNI AU. Bangun kultur keluarga penerbang pesawat.
EDWARD AS,
Lanud Sultan Hasanuddin
Mendengar kata pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) yang terlintas di bayangan sebagai orang tentunya adalah pesawat tempur. Selain itu, pilot pria dengan postur tubuh tegap yang terlihat gagah.
Namun hal ini tidak seutuhnya benar, ketika bertandang di Lanud Sultan Hasanuddin. Terlihat juga ada sosok srikandi yang begitu serasi dengan pakaian khas pilot TNI AU. Dia adalah Mega Coftiana, STr (Han).
Perempuan kelahiran Ujung Pandang, 6 Maret 1995 ini merupakan salah satu pilot yang tergabung Skadron Udara 33 Lanud Hasanuddin. Satu-satunya pilot perempuan yang menerbangkan pesawat angkut besar, C-130H Hercules.
Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 2017 ini menceritakan kariernya. Awalnya dia tidak memiliki minat untuk menjadi pilot pesawat TNI AU. Namun, saat dia lulus kemudian memantapkan niatnya untuk mengambil posisi pilot.
Dalam perjalanan menjadi seorang pilot pesawat angkut TNI AU banyak rintangan. Salah satunya tidak adanya keluarga yang menjadi TNI AU, semuanya didominasi TNI AD. Salah satunya ayah kandungnya yang merupakan perwira di TNI AD.
Tidak sampai disitu saja, dia juga mendapatkan tantangan saat menempuh pelatihan. Kebanyakan teman kelasnya laki-laki. “Namun karena hasil tes saya dinyatakan lulus untuk jadi penerbang, maka saya memantapkan diri untuk mengabdi. Ini sudah menjadi prinsip hidup,” kata anak pasangan dari Kapten Caj Museri dan Tri Supatmi ini.