Terapi holistik ini bisa dilakukan melalui seni bela diri, seni ekspresif, yoga dan meditasi, serta terapi petualangan. Selain itu, untuk mendukung terapi holistik bisa disertai dengan berkebun, hortikultura atau memasak.Melalui pendekatan terapi holistik ini remaja dituntut untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan orang lain.
Dalam lamannya Newport Academy memaparkan bahwa dalam ligkungan terapeutik yang aman, kebiasaan dan perilaku lama akan terungkap. Selanjutanya akan berakhir. Dari situ pola sehat yang baru terbentuk.
Sebuah studi menunjukkan metode holistik terbukti mengurangi kecemasan dan depresi pada remaja dan lebih efektif dari pada obat-obatan. Pasalnya, obat-obatan memiliki beberapa efek samping yang bisa saja berbahaya. Termasuk risiko kecanduan, depresi, bahkan kematian jika terlalu banyak atau salah mengonsumsi obat.
Maka dari itu, terapi holistik lebih komprehensif dalam menangani kesehatan mental remaja. Juga karena perawatan holistik remaja berkeyakinan bahwa cinta, kasih saying, dan dukungan tanpa syarat dibutuhkan untuk menyembuhan. (*)
Selviyani Nur Fahida
Mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia
