Podium, Hasrullah
Mengisi waktu luang perjalanan dari Makassar menuju Jakarta, di atas ketinggian 31 ribu kaki, saya sempat membaca buku berjudul “Mendekap Maros: Dua Tahun Jejak Makna”. Buku inspiratif ini merupakan jejak langkah seorang aktivis yang berhasil menjadi seorang politikus andal dan punya jejak keberhasilan.
Apalagi, selama menakhodai palagan kepemimpinan sosok Chaidir telah berhasil meraih 32 penghargaan, khusus 2 penghargaan sangat monumental sebagai Bupati dalam waktu singkat, yaitu: (1) penghargaan tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka dalam kategori pejabat publik, dan (2) Kota Maros meraih ADIPURA, penghargaan seperti ini sangat didambakan seorang Bupati atau Wali Kota. Dua penghargaan spektakuler ini menjadikan indikasi kinerja dan leadership seorang pemimpin.
Buku setebal 217 halaman, sosoknya dimulai dengan karier sebagai politikus muda, usia 22 tahun telah menentukan jalur hidupnya sebagai orang muda mencemplungkan dirinya di Partai Amanah Nasional (PAN). The Young Leader (hal 53), tertoreh secara apik bahwa ini adalah fakta: “Saya masih muda, menjadikan usia sebagai standar kecakapan”, banyak anak muda yang gemilang dalam menjalani kariernya sebagai jejak untuk menjadi “Pemimpin”. Toreh sejarah cemerlang tercatat seperti itu.
Mau lihat bukti nyata dalam kariernya : (1) Pengurus DPD PAN Maros, (2) Anggota DPRD Maros (2007), Wakil Ketua DPRD (2010), Ketua DPRD (2014-2019), Wakil ketua DPRD (2019-2024) dan Bupati Maros (2021-2026). Pelajaran terbaik dari sosok Chaidir, beliau sangat piawai dan telah malang melintang dalam persilatan politik. Pengalaman inilah menjadikan diri menapak karier sebagai Bupati di negeri Karts yang merupakan keindahan yang terbaik dimiliki dunia yang ada di Kabupaten Maros.