English English Indonesian Indonesian
oleh

Uang Panaik, Ekspektasi Tinggi terhadap Perempuan

Oleh: Nuryusriati*

Setelah menghabiskan satu bulan penuh berpuasa Ramadan, saatnya kita menyambut Syawal dengan penuh suka cita. Momen Syawalan selalu erat kaitannya dengan ajang silaturahmi dengan banyak orang.

Menariknya, selain ajang silaturami, bulan Syawal juga memiliki keistimewaan lain, yaitu disebutkan sebagai bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan, sebab Rasulullah menikah dengan Aisyah pada bulan Syawal.

            Banyak orang yang memilih melangsungkan pernikahannya pada bulan Syawal. Di Sulawesi Selatan, sendiri khususnya pada masyarakat Bugis-Makassar fenomena bulan Syawal juga mendapat sambutan yang baik. Banyak pasangan yang memutuskan untuk melangsungkan pernikahan pada bulan tersebut. Namun, sebelum sampai ke tahap itu, banyak proses yang harus dilalui, khususnya menyiapkan uang panai (panaik) untuk calon mempelai perempuan.

            Uang panai menjadi salah satu faktor penting keberlangsungan pernikahan dan dititikberatkan ke pihak laki-laki. Tak jarang banyak laki-laki yang memilih menunda pernikahan bahkan ada yang memilih mundur. Karena nominal yang dipatok di luar dari batas kesanggupan, sehingga dianggap sangat memberatkan. Adanya standar nominal uang panai dengan berbagai kategori tertentu, membuat laki-laki harus bekerja ekstra untuk mengumpulkan rupiah. Laki-laki yang belum mapan secara finansial, mau tak mau harus membuat dirinya mapan terlebih dahulu untuk memenuhi standar yang ada.

News Feed