MAKASSAR, FAJAR–Senyumnya ramah menyambut kami di Kantor Penghubung Pemprov Gorontalo di Makassar, Senin, 6 Maret 2023.
Dia adalah Moh Agung Sugiarto yang dipercayakan sebagai Kepala Perwakilan Pemprov Gorontalo di Makassar. Pria ini juga anggota Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Makassar.
Agung telah 23 tahun berdomisili di Kota Makassar. Kini telah berkeluarga. Kami mendapat tugas mengulik pengalamannya, kisah suka duka, dan pandangannya terhadap Makassar.
Baginya, dalam hal budaya, perbedaan tidak terlalu jauh. Namun, dari segi makanan bisa dibilang berbeda. Orang Gorontalo dominan suka makanan yang pedas, sebaliknya orang Makassar cenderung berselera terhadap kuliner asam.
“Bisa diibaratkan jika orang Makassar yang datang Gorontalo akan sakit perut, serta orang Gorontalo yang datang ke Makassar akan naik asam lambung,” ujarnya dengan nada berseloroh.
Dari segi adaptasi dan akulturasi, perbedaan utama yang mudah tampak adalah penggunaan bahasa. Dalam bahasa Makassar ada tambahan atau morfem terikat seperti -mi, -ji, -ki, -pi, di, bede’, -na, pale, dan banyak lainnya.
Jika ada resepsi atau acara penting lainnya yang diadakan oleh warga keturunan Gorontalo yang berdomisili di Makassar, mereka akan menggunakan teknik kolaborasi adat. Dalam acara pernikahan, misalnya.
Pagi sampai sore hari biasanya menggunakan adat bilu’u (Gorontalo) dan resepsi yang digelar pada malam hari menggunakan pakaian adat baju bodo (Makassar). Tali silaturahmi sesama masyarakat Gorontalo di Makassar juga terjalin erat.