FAJAR, MAKASSAR – Perburuan Anemon laut makin marak di gugusan Kepulauan Spermonde. Jika perburuan itu terus dibiarkan, kerusakan ekosistem laut makin kritis.
Syaenullah Wahana, 34 tahun, tidak mau berleha-leha melihat kondisi itu. Pelan-pelan ia menyadarkan masyarakat agar mau menghentikan aktivitas berburu Anemon. Namun misi Syaenullah dalam penyelamatan lingkungan bukan perkara mudah. Sebab, aktivitas berburu Anemon tersebut sudah berlangsung lama. Banyak warga pulau menggantungkan hidupnya pada Anemon.
Maklum, Anemon punya pasar potensial. Jadi rebutan pengusaha akuarium dan ikan hias. Harganya juga menggiurkan. Anemon adalah hewan dari kelas Anthozoa, jika dilihat sekilas mirip tumbuhan.
Gugusan pulau-pulau Spermonde ini jadi sumber ekonomi utama masyarakat pesisir Kota Makassar dan empat daerah lainnya seperti Kabupaten Takalar, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Kabupaten Maros, serta Kabupaten Barru.
Suplai ikan terbesar di Kota Makassar dari kawasan ini. Makanya, tuntutan produksi makin tinggi. Tak jarang upaya eksploitasi hasil laut pun dengan cara merusak lingkungan. Syaenullah tak mau menyerah, dia terus mengedukasi masyarakat agar mau bersama-sama menjaga lingkungannya.
“Memang sulit, tapi pelan-pelan kita beri pemahaman, akhirnya mereka sadar sendiri,” tutur Syaenullah.
Ia tergerak menyelamatkan lingkungan dengan mengedukasi masyarakat Pulau Kodingareng, Lanjukang, dan Barrang Caddi. Namun ia dilema, sebab perusak lingkungan adalah warga di pulau itu sendiri. Alasannya, mencari penghidupan. Jika aktivitasnya dihentikan, berarti sumber pendapatan masyarakat akan hilang. Namun bukan Syaenullah namanya jika tak punya segudang ide.