”Soalnya, di jalur kereta kadang masih ada sapi milik warga yang berkeliaran. Ada juga biawak yang sering berjemur di tengah rel,” ungkap pria asli Jogjakarta tersebut.
Sapi yang masuk ke jalur rel bukan tanpa sebab. Di sisi kiri-kanan rel, rumput hijau masih tumbur subur. Oleh warga, sapi itu dibiarkan mencari makan di pinggir rel. Sebab, belum ada perawatan di setiap sisi jalur. BPKA belum mencapai kesepakatan dengan salah satu rekanan yang bakal merawat kawasan sekitar rel. ”Nanti, kalau sudah deal, sisi kiri dan kanan rel pasti terawat. Jadi, bisa meminimalkan sapi dan biawak,” tutur Lauren.
BPKA Sulsel harus ngebut. Sebab, pada 28 Oktober nanti ada uji coba jalur kereta oleh Presiden Joko Widodo. Sekaligus peluncuran rute pertama kereta di Sulsel: Maros–Barru.
Jarak rute itu mencapai 71 kilometer. Akan ada delapan titik pemberhentian. Di setiap titik, kereta hanya akan berhenti selama dua menit. ”Kami harus benar-benar mengecek jalur rel yang akan dipakai uji coba. Ada beberapa titik yang balance-nya sudah berkurang. Sebab, memang pengerjaannya dilakukan beberapa tahun lalu,” ungkap Kadivhumas BPKA Sulsel Hendry Mundan saat ditemui Jawa Pos (FAJAR Group) di depo Maros (12/9).
Groundbreaking proyek strategis nasional itu dilakukan pada 2015. Karena itu, rel yang sudah lama terpasang kudu dicek. Kereta ukur akan melihat kelayakan rel. Jika dianggap masih ada kekurangan, dua gerbong kereta multi tie tamper (MTT) siap memperbaiki. Kereta MTT memang berfungsi khusus untuk perbaikan.