Kepala SMPN 20 Makassar, Asriah, mengaku pengadaan Smart Toilet tidak diswakelolakan oleh pihak sekolah. Ada pihak ketiga yang menangani pembangunan Smart Toilet, dalam hal ini kontraktor. Pihak sekolah hanya menyiapkan lokasi, tanpa diberikan kewenangan mengelola anggaran pembangunannya.
“Bukan swakelola. Kalau kami dipanggil oleh kejaksaan, maka kami memberikan keterangan sesuai apa yang diminta. Sesuai dengan apa yang kita alami di sekolah. Mungkin setiap sekolah berbeda kondisinya,” jelas Asriah.
Ia menambahkan, Smart Toilet yang terbangun tetap berfungsi. Hanya saja, selama pandemi dua tahun terakhir, Smart Toilet tidak dimaksimalkan. “Karena tidak ada siswa yang masuk sekolah,” bebernya.
Di SDN Minasaupa, kondisi Smart Toilet jauh dari kata layak pakai. Beberapa kerusakan menjadi kendala untuk memaksimalkan penggunaan toilet tersebut.
“Waktu pengerjaan Smart Toilet ini, bukan saja yang menjabat sebagai kepala sekolah. Saya jadi kepala sekolah di sini itu tahun 2021,” ucap Kepala SDN Minasaupa, Lis Bulkis.
Ia mengaku air bersih tidak mengalir di toilet tersebut. Keramik di wastafel juga terlepas. Lis menuturkan, pihak kejaksaan telah datang meninjau Smart Toilet di sekolah yang dipimpinnya.
“Sebulan lalu orang dari kejaksaan datang memeriksa dan mempertanyakan kondisi Smart Toilet. Karena air tidak mengalir di keran, jadi kami menyambungkan selang air dari toilet lama ke Smart Toilet,” jelasnya.
Di tempat lain, Kepala SDN Tidung, Herlinawati, menjelaskan Smart Toilet pernah terpakai sebentar. Memasuki pandemi Covid-19, toilet tersebut tidak difungsikan karena proses belajar daring.