English English Indonesian Indonesian
oleh

The Ice-Berg Phenomena pada Akses Vaksinasi COVID-19 Perlu Dipecahkan

Oleh: Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM., M.Kes., MSc., PH., Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Cabang Provinsi Sulawesi Selatan

Peningkatan kasus COVID-19 selama empat pekan terakhir secara nasional dengan jumlah kasus 1.985 per hari (update tanggal 22 Juni 2022) adalah early alarm gelombang ke-4 pandemi COVID-19 di Indonesia. Faktor pemicu utamanya diperkirakan karena pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka sebagaimana yang diumumkan oleh pemerintah. Pengumuman tersebut menjadi multitafsir hingga disimpulkan bahwa pandemi telah usai. Situasi ini semakin dipersulit dengan munculnya varian baru omicron BA.4 dan BA.5 dengan laju kasus yang tinggi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.

Sementara itu situasi Provinsi Sulawesi Selatan memang menunjukkan tren kasus COVID-19 yang masih stabil dengan positivity rate di bawah 0,22% dan positif aktif 0,02%. Kondisi ini sepertinya masih tenang saja dengan peta zonasi seluruh wilayah termasuk zona PPKM level 1 per 7 Juni sampai 4 Juli. Namun situasi ini seharusnya tidak menghentikan seluruh program pemutusan mata ratai COVID-19. Karena sejatinya, jika provinsi tetangga tren kasusnya meningkat, maka ini adalah gelombang yang bergerak halus seiring dengan mobilitas penduduk – terlebih saat ini hampir tidak ada pembatasan.

Sulawesi Selatan masih menyisakan pekerjaan rumah untuk melengkapi vaksinasi warganya, menemukan dan mempersuasi warga yang sama sekali belum mau menerima vaksinasi, dan bahkan mengulang vaksinasi dari awal – bagi mereka yang belum meneruskan vaksinasi lanjutan. Menurut Kementerian Kesehatan, terdapat sekitar 2,4 juta individu dari seluruh Indonesia yang perlu disuntik ulang dengan dosis pertama, karena tidak pernah menerima vaksin ulangan lebih dari 6 bulan sejak penerimaan pertama.

News Feed