English English Indonesian Indonesian
oleh

The Ice-Berg Phenomena pada Akses Vaksinasi COVID-19 Perlu Dipecahkan

Program vaksinasi adalah program yang sangat efektif untuk membangun kekebalan kelompok di masyarakat dan mencegah serangan gelombang COVID-19. Capaian Sulawesi Selatan sementara adalah 7 juta populasi (atau 89%) untuk dosis pertama, dosis kedua 66%, dan dosis ketiga di kisaran 10%. Apabila kita menggunakan populasi yang lebih besar sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) misalnya 9 juta penduduk Sulawesi Selatan, maka gambaran cakupannya jadi jauh lebih rendah. Pada kelompok lansia, statistiknya menunjukkan angka yang lebih rendah lagi, berturut-turut untuk dosis pertama 75%, dosis kedua 48%, dan dosis ketiga baru 7%.

Besarnya kesenjangan capaian vaksin dosis pertama dan dosis kedua ini perlu mendapat perhatian. Karena semakin besar kesenjangan cakupan antar pemberian, ditambah dengan rentang waktu pemberian vaksin dosis kedua yang sudah hampir melewati 6 bulan, dan rendahnya cakupan dosis ketiga, membuat efektifitas vaksin semakin menurun.

Kelompok rentan lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah kelompok penyandang disabilitas, keluarga pra sejahtera dan kelompok lainnya yang termarjinalkan oleh akses layanan. Kondisi ini diperparah oleh banyak aspek, baik kendala sacara geografis; jarak yang jauh, transportasi yang terbatas, dan biaya ke layanan yang tidak terjangkau.

The Ice-Berg Phenomena penyelenggaraan layanan kesehatan menggambarkan, bahwa kesempatan untuk mengakses layanan kesehatan itu terbatas pada kelompok tertentu saja yakni kurang dari 20%. Sementara mayoritas di populasi akar rumput tidak tersentuh oleh jangkauan layanan. Hal ini disebabkan oleh disparitas layanan kesehatan antar kawasan, antar strata populasi, antar segmen ekonomi, antar situasi lingkungan (kota dan desa), antar wilayah kepulauan/pesisir, dan antar besarnya akses (terbuka atau terpencil/terisolasi)

News Feed