Alih-alih mengonfirmasi penyebab berakhirnya hubungan tersebut dari kedua belah pihak, orang-orang di BMKG Korea justru fokus membicarakan Jin Ha-kyung dan hal tersebut membuat luka tersendiri di hati wanita tersebut. Ia bahkan sempat mengalami rasa takut ketika rekan kerjanya yang lain, Lee Si-woo mencoba mendekatinya. Perihal romansa di tempat kerja memang kompleks. Perlu ada panduan jelas, baik untuk HR maupun pekerja sehingga segala bentuk konsekuensi dari hubungan tersebut tidak mengganggu kinerja.
- Tuntutan menikah
Jabatan yang baik dan umur yang matang rupanya tidak membuat seseorang dipandang cukup oleh sebagian orang tua. Begitulah yang dialami oleh Jin Ha-kyung. Kegagalan pernikahannya menjadi guncangan hebat bagi sang ibu. Sejak saat itu ibunya semakin gencar mendorong anaknya untuk menikah walau ia sendiri masih menyimpan luka akibat mantan kekasihnya.
Ada banyak Jin Ha-kyung lainnya di sekitar kita. Tanpa mengetahui kedalaman isi hati mereka, seseorang kerap didorong untuk memasuki salah satu fase kehidupan yang krusial tanpa persiapan matang akibat standar hidup masyarakat masa kini. Pernikahan seharusnya tidak mematikan diri wanita. Kita perlu memiliki hati yang luas untuk memaklumi berbagai hal, termasuk soal pernikahan. Baik menikah atau tidak, wanita seharusnya tetap dipandang utuh sebagaimana dirinya saat ini.
- Berbagi peran domestik dengan pasangan
Hal menarik lainnya dapat kita lihat dari kisah Oh Myung-ju (Yoon Sa-bong). Wanita beranak dua ini adalah gambaran nyata dari pekerja wanita yang dapat berbagi peran domestik dengan pasangan. Walau awalnya tidak semulus yang diharapkan namun Oh Myung-ju dengan suaminya bisa melewati salah satu momen depressing dalam pernikahan mereka. Kisah ini berawal saat ia melihat suaminya dicerca oleh rekan sekerja akibat kinerjanya yang kurang baik ditambah dengan jabatan sang suami yang tidak mendukung sehingga suaminya memutuskan untuk mengikuti ujian kenaikan pangkat guna menempati jabatan yg strategis dan lebih baik dengan mengambil cuti sabatikal.
