Nakes-Medis
Jaga 24 Jam
Pasien Covid-19 lekas sembuh di sini. Selama 24 jam, nakes dan medis mengontrol.
YUWENI PUJI SAPUTRI
Sudiang
SETIAP pagi rutin pengecekan tekanan darah, detak jantung, dan kadar oksigen darah.
Pada hari pertama masuk, pasien akan diminta untuk melakukan pengambilan sampel darah dan foto rontgen thorax.
Ada satu sarana penunjang lain yang membuat pelayanan di Wisma Shafa jauh lebih berwarna.
Ada grup percakapan di aplikasi bertukar pesan, WhatsApp. Dengan keberadaan obrolan kelompok ini, hubungan antarpasien dan perawat terjalin cukup intens.
Kebutuhan pasien dan informasi dari tenaga kesehatan tersampaikan melalui satu pesan singkat. Hal ini tentu tidak didapatkan di rumah sakit yang pada dasarnya memiliki fasilitas bel panggil dan jumlah perawat yang dominan lebih banyak.
Di asrama haji, jumlah perawat, dokter dan apoteker yang disedikan terbatas. Hanya 38 orang yang menjalankan tugasnya dengan sistem sif.
“Kalau dokter penanggung jawab pasien ada 5: 2 dokter anak, 2 penyakit dalam, dan 1 paru-paru,” urai Naya.
Hal ini dilengkapi dengan 17 perawat, tiga apoteker, empat dokter jaga, dan empat radiografer. Melalui pesan grup, informasi seperti jadwal tes Antigen untuk pasien yang sudah menjalani isolasi selama tujuh hari, didapatkan.
Juga informasi pengambilan sampel darah untuk pasien baru, hingga penyampaian waktu makan disertai foto tumpukan kotak makanan yang siap didistribusikan ke tiap kamar dengan mudahnya tersampaikan.
Yang paling menarik adalah info kedatangan paket pasien di lobi wisma. Semua pasien yang masuk di asrama haji, dimasukkan ke dalam grup itu.