Siapapun yang punya kekuatan dan kapasitas lebih, harus menyediakan kesempatan lebih banyak untuk melatih, mendidik, dan membimbing generasi muda di sekitarnya. Artinya, siapa saja yang memiliki keahlian, jaringan, dan kompetensi, maka harus membuka diri seluas-luasnya untuk melakukan counseling, coaching, consulting, dan juga mentoring bagi yang lain.
Sementara itu, menjawab Ainul, mahasiswi UNM dari Polman, yang bertanya soal disparitas kualitas pendidikan karena berada di daerah pelosok dan tertinggal, maka kita juga bisa melakukan percepatan pembangunan ekonomi serta membuka akses dan konektivitas sebagai implementasi dari “Juara Bersama” ini
Komitmen “Juara Bersama” ini adalah antitesa dari model kepemimpinan “one man show”. Wujud nyatanya adalah super team, bukan superman.
Sehebat apapun pemimpin dan strategi pembangunannya, jika tidak diimbangi oleh kualitas SDM yang memadai, maka laju gerak perubahan akan lambat, atau kembali ke nol. Sebaliknya, jika kualitas SDM-nya unggul, transformasi dan perbaikan nasib bangsa akan semakin tumbuh dan berkembang.
Ke depan, semoga komitmen “Juara Bersama” ini bisa menjadi semangat dan karakter bangsa Indonesia, yang diawali dan dijiwai oleh generasi mudanya. Dengan semangat dan karakter “Juara Bersama”, insya Allah kita bisa unggul dan maju bersama. ***
