English English Indonesian Indonesian
oleh

Bisnis ala Warung Kopi

Oleh : Suhardi

Lulusan Pascasarjana-Bisnis-Universitas Indonesia

Sejak malam atau sejak subuh, tak asing lagi bahasa di grup-grup media sosial “ Ngopi di mana kita?” “ Sudahkah Anda ngopi ?”.

Ya ..Itulah aktivitas paling sering dilakukan masyarakat Indonesia di pagi hari khususnya dan semakin sering setelah munculnya teknologi di media sosial begitu cepat memberikan info dan bahasa ajakan.

Seiring semakin baiknya penanganan Covid-19, maka warung kopi kembali menjadi marak sebagai tempat melakukan pertemuan. Kopi atau bahasa aktifnya ngopi sudah menjadi tradisi bangsa Indonesia sejak dahulu. Tak ada istilah Ngeteh atau Ngejus dalam mengajak teman dan relasi. Meskipun mungkin ketika di sana aktivitas yang dilakukan sarapan pagi dan hanya sekedar minum teh.

Istilah ngopi bersama (ngopi bareng) adalah penjabaran atas aktivitas berkumpul atau sekadar bertemu membicarakan segala hal. Aktivitas ini cukup efektif dalam mengajak teman atau relasi berkumpul dan tentunya berbiaya murah.

Di tengah hadirnya tempat ngopi produk luar, warung kopi tetap salah satu favorit. Tak heran dari pejabat, pengusaha, pimpinan perusahaan hingga posisi terendahpun tak ragu masuk ke tempat ngopi, meski yang akan dibahas sesama teman bisa berbentuk bisnis besar atau sekedar pembahasan ringan.

Model aktivitas ini dianggap lebih santai, lebih murah dan nonformal. Dibanding jika bertemu relasi di resto tertentu. Sebenarnya bisnis warung kopi adalah strategi pemasaran yang tak terlihat. Dalam ilmu pemasaran kita selalu mendengar istilah Iceberg ( Fenomena gunung Es).Yang terlihat hanya puncak gunung es. Namun di bawahnya jauh lebih besar struktur penyanggahnya yang tak terlihat.Di sinilah jenis bisnis yang tak terlihat seberapa besar biaya (cost) yang keluar dari suatu aktivitas.

News Feed