“Teknologi bisa mendekatkan, tapi juga menjauhkan. Maka kehadiran fisik tetap penting, terutama untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Endah menyebut program ini menjadi momentum besar di tahun ini dan tahun depan. Selain bertepatan dengan G20 dan rencana kunjungan Presiden Prabowo ke Afrika Selatan, 2026 juga menjadi peringatan 400 tahun Hari Lahir Syekh Yusuf, salah satu tokoh besar asal Gowa yang berpengaruh di Afrika Selatan.
“Momentum ini sangat strategis. Kita bisa memberikan kontribusi budaya dari Indonesia, khususnya Gowa, kepada masyarakat diaspora dan masyarakat Afrika Selatan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Kementerian Kebudayaan, siap memberikan dukungan dalam berbagai bentuk hingga kolaborasi dengan sektor swasta.
“Kami telah membentuk Dewan Pengatur Museum dan Cagar Budaya, yang juga melibatkan pengusaha dan pecinta budaya. Mereka siap mendukung pelestarian budaya Indonesia, termasuk di luar negeri,” tambahnya.
Diketahui proyek replika Istana Balla Lompoa merupakan bagian dari upaya memperkuat diplomasi budaya Indonesia dan menjadi penghormatan atas jasa Syekh Yusuf sebagai tokoh penyebar Islam dan pejuang kemerdekaan di Afrika Selatan.
Kehadiran replika ini diharapkan mampu menjadi pusat interaksi budaya, edukasi, dan simbol koneksi sejarah antara Indonesia dan Afrika Selatan.
Turut hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Andy Azis, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Ratnawati, Direktur Promosi Kebudayaan Kemenbud, Undri dan Staf Dit. Promosi Kebudayaan. (sae)