FAJAR, YOGYAKARTA – Persipura Jayapura menegaskan langkah kebangkitannya. Bukan lewat kata-kata, tapi melalui simbol paling kuat dalam dunia sepak bola: jersey. Di Yogyakarta, tempat mereka memusatkan latihan, Mutiara Hitam resmi meluncurkan kostum tempur untuk menghadapi Liga 2 musim 2025/2026.
Peluncuran ini bukan sekadar seremonial. Di hadapan Ketua Umum Persipura Benhur Tomi Mano (BTM), manajemen, pelatih, dan pemain, terungkap bahwa setiap helai jersey adalah simbol. Simbol harapan, doa, dan kebangkitan dari Tanah Papua.
“Jersey ini bukan hanya pakaian,” ujar BTM penuh makna. “Ia adalah warna, adalah jati diri, adalah kekuatan. Ini adalah panggilan kepada seluruh masyarakat Papua untuk kembali berdiri bersama Persipura.”
Simbol Doa dan Perjuangan
Jersey kandang tetap membawa warna ikonik merah-hitam. Tapi ada yang berbeda. Goresan garis-garis tak lagi kaku. Kini ia lebih dinamis, mencerminkan DNA pemain Papua—liar, berbakat, dan penuh semangat.
“Setiap guratan adalah lambang semangat dan karakter anak-anak Papua,” kata Manajer Persipura, Owen Rahadiyan. “Kami menampilkan seni yang hidup, bukan desain kosong.”
Untuk jersey tandang, Persipura memilih warna putih-hitam. Sedangkan jersey penjaga gawang tampil berani dengan warna pink dan hijau. Seluruh desain membawa satu pesan: Papua ada dalam setiap detail.
Tak berhenti di estetika, motif-motif khas seperti ikan terbang, burung camar, kampak batu, dan manik-manik turut ditampilkan. Desainer muda Papua, Jimmy Afar, membawa filosofi lokal ke level nasional.