“Terkait sasaran yang diintervensi, di setiap puskesmas sudah berjalan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal (PMT Lokal) sehingga tentunya sasaran yang telah kami intervensi ini tidak dimasukkan lagi dalam sasaran intervensi pada Program ASS, sehingga insyaallah percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gowa akan terwujud,” jelasnya.
Adapun jumlah prevalensi stunting di Kabupaten Gowa dalam tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan yang signifikan yakni tahun 2022 berada di angka 33 persen, turun menjadi 21,1 di tahun 2023, dan tahun 2024 ini kembali turun menjadi 17 persen.
Sementara Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan, dalam Program ASS ini akan melayani anak penderita stunting sebanyak 15.120 anak pada 504 desa/kelurahan se-Sulsel, dimana pihaknya akan memastikan betul program ini berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
“Kita akan melibatkan 1000an kader gizi TPGD dan ada sekitar 1000an kader pkk di tingkat desa/kelurahan. Tugasnya memastikan dan mengawasi anak penderita bisa terlepas dari stunting ini. Nantinya akan ada template pelaksanaan kegiatannya khususnya jam makan, edukasi dan lainnya untuk memastikan makanan tersebut sampai dan masuk ke penderita stunting yang di intervensi,” ungkapnya.
Selain itu dirinya juga melakukan launching Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) dimana pihaknya mengirim nakes dan dokter spesialis ke wilyah kepulauan, dan pencanangan pilot project mobil ambulance berjalan yang didalmnya dilengkapi fasilitas perawatan darurat yang nantinya akan dilakukan pada seluruh kabupaten/kota.