FAJAR, MAKASSAR – Jumat Sore tepatnya pukul 15.45 WIB, di Jakarta International Stadium, PSM Makassar akan menantang Kuching City FC. Di balik laga itu ada sebuah cerita lama yang bertemu dengan rencana baru. Kuching City FC datang dari Malaysia bukan hanya untuk berkeringat, tapi membawa ambisi dan kenangan yang belum reda.
Keputusan klub asal Sarawak itu memilih Indonesia sebagai lokasi tur pramusim bukan keputusan acak. Di baliknya ada nama Aidil Sharin Sahak, pelatih asal Singapura yang paham betul seluk-beluk Liga 1 (BRI Super League). Aidil pernah menukangi Persikabo 1973, menyusun strategi di tengah riuh stadion-stadion Indonesia. Maka ketika ia kembali ke tanah yang dulu jadi tempat bertarungnya, atmosfer bukan lagi kejutan.
Pilihan itu pun disambut hangat. Salah satunya oleh PSM Makassar, tim yang dua musim lalu mencatatkan supremasi di Liga 1 dengan gelar juara. Saat PSM mengangkat trofi itu, Aidil masih melatih di Indonesia—menonton dari sisi yang berbeda, tapi kini datang dengan tantangan baru.
Namun laga Jumat ini bukan hanya soal strategi antar pelatih. Ada nama lain yang membayangi duel di JIS: Abu Razard Kamara. Penyerang asal Afrika itu pernah jadi jantung serangan Kuching City FC. Musim 2022/2023, ia mencetak 21 gol dari 36 penampilan—rekor yang membuatnya dikenang di Stadion Sarawak.
Kini, Kamara dikabarkan tengah dalam pembicaraan serius dengan PSM Makassar. Pelatih Bernardo Tavares butuh pemain depan dengan naluri gol tinggi, dan nama Kamara masuk daftar.
Kuching sendiri memang punya rencana besar. Seperti banyak klub Malaysia lainnya, mereka ingin satu hal: menantang dominasi Johor Darul Ta’zim (JDT). Untuk itu, laga pramusim seperti ini menjadi ruang pembuktian awal. Bagi Aidil, ini bukan sekadar latihan. Ini adalah simulasi dari tekanan sebenarnya.