Selepas Kuching, Kamara pindah ke Al-Seeb Club di Oman. Di klub inilah grafik ketajamannya makin terlihat. Dalam 11 pertandingan, ia berhasil mengemas 9 gol dan 2 assist, sekaligus menunjukkan kapasitasnya sebagai finisher murni dengan rasio gol per laga yang tinggi.
Sebelum itu, saat membela KF Dukagjini, ia mencetak 5 gol dalam 6 laga. Di Rudar Velenje, meski hanya menyumbang 1 gol, ia tetap masuk radar klub-klub lain karena kontribusinya di lini depan.
Statistiknya bukan sekadar angka, tapi representasi dari efektivitas dan kecerdasan menyerang. Kamara bukan tipikal striker yang boros peluang. Ia cukup satu-dua momen untuk mengubah skor.
Kepingan Terakhir Bernardo Tavares
PSM Makassar musim ini tampak berbeda. Pasukan Ramang yang sebelumnya bertumpu pada transisi cepat dan serangan balik, kini akan menambahkan dimensi baru lewat kombinasi teknis dan kekuatan fisik.
Kedatangan Alex Tanque, penyerang Brasil bertipe petarung, ditambah Lucas Dias dan Savio Roberto yang lincah di sayap, menjanjikan fleksibilitas tinggi. Namun tetap dibutuhkan satu ujung tombak murni, satu “pemecah kebuntuan” di kotak penalti — dan di situlah peran Abu Razard Kamara menjadi kunci.
Dan jika itu benar, maka pertarungan melawan mantan klubnya akan menjadi semacam “perkenalan” Kamara kepada publik Indonesia — sebuah panggung pembuka yang emosional dan simbolik.
Jejak Internasional dan Potensi Baru
Selain level klub, Kamara juga sudah mencatatkan 9 caps bersama Timnas Liberia. Meski belum mencetak gol internasional, 430 menit bermain di level timnas menunjukkan bahwa ia bukan nama sembarangan di negerinya.