Seperti halnya pemain-pemain berbakat Indonesia yang lahir dengan langsung menyandang nama besar para legenda sepak bola dunia seperti Maldini, Zola, hingga Beckham, anak-anak SSB itu tumbuh dengan mimpinya sendiri.
Dan, menyaksikan secara langsung pertandingan Oxford United FC versus Liga Indonesia All Star di partai pembuka serta pertandingan lainnya sepanjang turnamen hanya akan semakin menguatkan tekad mereka untuk berlatih dan menjadi pesepak bola andal.
Talenta-talenta muda sepak bola masa depan itu adalah akar rumput dari sepak bola Indonesia. Merekalah yang kelak akan menggantikan peran para pemain yang tampil di Piala Presiden 2025 dan mungkin beberapa di antaranya akan menjadi kebanggaan Indonesia dan membantu mewujudkan Garuda Mendunia yang menjadi cita-cita besar PSSI.
Mereka semua adalah bagian dari upaya mewujudkan dan menjalankan blueprint yang diusung PSSI untuk sepak bola Indonesia yang mengusung target peringkat 45 FIFA pada tahun 2045.
Piala Presiden 2025 adalah salah satu elemen penting untuk membangkitkan spirit dan kebanggaan sebagai pesepak bola—termasuk para anak-anak SSB—yang secara tidak langsung membangun budaya serta membentuk peradaban sepak bola di negeri ini.
Kita Punya Modal Jadi Negara Sepak Bola
Indonesia mungkin tidak ada dalam daftar negara yang menganut ungkapan metafora “Sepak Bola adalah Agama” seperti Aljazair atau negara lainnya. Tapi negeri ini punya budaya, identitas, serta kecintaan yang sangat luar biasa pada sepak bola.
Pembukaan Piala Presiden 2025 di SUGBK yang disaksikan 41 ribu penonton menjadi bukti sahih. Klub seperti Oxford United FC pasti tidak akan pernah membayangkan bahwa pertandingan pramusim mereka akan disaksikan begitu banyak orang.