FAJAR, MAKASSAR— Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari yang menelan anggaran Rp1,2 triliun, saat ini baru beroperasi pada 10 persen kapasitasnya. Meski telah resmi beroperasi sejak 2023, hambatan utama yang dihadapi adalah minimnya sambungan dari rumah tangga ke jaringan IPAL.
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat meninjau langsung IPAL Losari di kawasan Metro Tanjung Bunga, Kamis (10/7/2025).
“Saya hadir langsung untuk melihat bagaimana IPAL Losari beroperasi. Kapasitasnya besar, mencapai 16 ribu meter kubik per hari. Tapi saat ini baru mengolah sekitar 1.200 meter kubik. Tantangannya bukan pada instalasinya, tapi sambungan rumah tangganya yang masih rendah,” ujar AHY.
IPAL Losari dibangun dengan dana gabungan dari APBN sebesar Rp1,067 triliun (termasuk pinjaman ADB Rp672 miliar) dan APBD Kota Makassar Rp150 miliar, di atas lahan seluas 2,37 hektare. Proyek ini berlangsung sejak 2019 dan rampung pada 2023, dengan target layanan hingga 41 ribu kepala keluarga.
Namun hingga kini, sambungan rumah tangga baru mencapai 14 ribu sambungan, sementara sambungan komersial baru 25 unit. Padahal, perluasan sambungan dinilai krusial untuk efektivitas sistem IPAL dalam menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat kota besar seperti Makassar. (mum/*)