Selama 11 musim membela Pasukan Ramang, Rahmat mengalami berbagai fase—dari kejayaan hingga masa transisi saat PSM memilih berkompetisi di Indonesia Premier League (IPL). Dikenal sebagai pemain sayap dengan kecepatan dan determinasi tinggi, ia perlahan menjadi tulang punggung serangan tim.
Meski sempat menjadi pelapis pemain asing seperti Osvaldo Moreno di awal kariernya, Rahmat berhasil membuktikan diri hingga akhirnya menjadi langganan starter.
Keputusannya hijrah ke Bali United di musim 2020 menandai langkah baru dalam kariernya. Di bawah asuhan Stefano “Teco” Cugurra, ia menjadi bagian penting dari lini serang tim yang dikenal agresif dan produktif.
Lapar Prestasi
Di usianya yang kini menginjak 37 tahun, Rahmat menunjukkan bahwa semangat kompetisi dan rasa lapar akan prestasi belum padam. Pengalamannya kini tidak hanya menjadi aset di lapangan, tetapi juga sebagai teladan bagi para pemain muda di tim.
“Dengan kedewasaan dan mental juara, Rahmat masih sangat layak bersaing di level tertinggi,” ujar Yabes. (*)