FAJAR, MAKASSAR — Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Jamaluddin Jompa, menegaskan komitmen kampusnya terhadap pengarusutamaan gender dan pembangunan lingkungan akademik yang inklusif serta bebas kekerasan.
Hal ini disampaikan Prof. Jamaluddin saat memberikan sambutan dalam kuliah umum Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA RI), Arifatul Choiri Fauzi, yang digelar pada Sabtu, 24 Mei 2025, di Ruang Senat Lantai 2, Gedung Rektorat Unhas.
Mengusung tema “Mewujudkan Kampus Inklusif dan Bebas Kekerasan: Kebijakan Perlindungan Perempuan yang Responsif Gender”, kuliah umum ini bertujuan menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan tanggap terhadap isu-isu gender.
Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pengarusutamaan gender, Rektor mengumumkan kebijakan potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 50 persen bagi mahasiswa Program Studi Gender dan Pembangunan di Sekolah Pascasarjana Unhas.
“Isu gender memerlukan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan. Kita harus mendukung pengembangan ilmunya,” ujarnya.
Prof JJ sapaannya juga menyebutkan keberhasilan Unhas dalam membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS), yang dinilai sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.
“Kami menerapkan program ini sebaik mungkin,” tegasnya.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa Unhas memiliki Satgas Stunting yang aktif mendampingi program 1.000 Hari Pertama Kehidupan, khususnya melalui Fakultas Kedokteran.
Rektor juga menekankan peran strategis Unhas sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) di Kawasan Timur Indonesia dari total 23 PTN-BH secara nasional. Unhas, menurutnya, menjadi jembatan yang merekatkan Indonesia Timur dan Barat.
“Unhas berada di Timur, namun berperan sebagai perekat antara Timur dan Barat. Kami harus berdiri tegak sebagai penyeimbang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya pemberdayaan perempuan, khususnya di wilayah pesisir, dengan mengoptimalkan potensi lokal dan mengatasi marjinalisasi ekonomi yang masih banyak dialami perempuan.
Dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), Unhas berhasil menempati posisi tiga besar nasional, yakni peringkat ke-3.
“Kawasan Timur tidak tertinggal. Kami telah membuktikannya,” pungkasnya. (*)