English English Indonesian Indonesian
oleh

Jejak Darah di Karunrung: Tragedi Pembantaian Satu Keluarga yang Menghantui Sulsel Sejak 1995, Pengganti ART Ikut Jadi Korban

Mayat sang istri, Ahmadi, dan salah satu anak perempuan ditemukan di dalam rumah. Pembantu mereka ditemukan tewas di kamar mandi. Anak sulung perempuan tergeletak tak bernyawa di lantai dua. Dua anak laki-laki lainnya ditemukan di dalam sumur rumah kosong di sebelah. Sementara satu anak perempuan lainnya juga ditemukan di sumur di pekarangan rumah mereka.

Semua jenazah segera dibawa ke rumah sakit untuk divisum. Polisi memperkirakan pembantaian terjadi sekitar pukul 10.00 Wita pagi, sementara jasad-jasad tersebut baru ditemukan menjelang magrib.

Teror Pasca Tragedi

Hj. Dartati Mahudar (52) masih mengingat bagaimana mencekamnya suasana setelah tragedi. Ia menyaksikan langsung proses evakuasi tujuh jenazah yang terbungkus kain. Sejak hari itu, suasana di Karunrung berubah total. Warga enggan keluar rumah saat malam tiba. Cerita-cerita mistis pun mulai bermunculan.

“Sopir taksi, penjual ikan, bahkan pemulung banyak yang mengaku diganggu arwah keluarga Ahmadi,” tutur Dartati.

Tragedi di Tengah Reka Ulang

Asriani (43), warga lainnya, memberikan kesaksian yang tak kalah mengerikan. Saat proses reka ulang kejadian oleh pihak berwenang, insiden tragis kembali terjadi. Seorang anggota TNI tanpa sengaja melepaskan tembakan, dan peluru nyasar itu mengenai seorang anak yang tengah berdiri di atas rumah.

“Warga yang menonton langsung panik dan ketakutan. Kami benar-benar tidak menyangka, bahkan dalam reka ulang pun masih ada korban jiwa,” katanya.

Hingga hari ini, kasus pembantaian keluarga Ahmadi tahun 1995 masih menjadi misteri yang belum terungkap sepenuhnya. Motif pelaku, identitas pasti, serta rangkaian kejadian pada hari nahas itu terus menjadi bahan pembicaraan dan spekulasi warga.

News Feed