FAJAR, PINRANG – Memasuki panen raya awal tahun 2025, Bulog Pinrang menghadapi tantangan besar dalam menyerap gabah petani.
Bulog Pinrang kebanjiran gabah sehingga membuatnya kewalahan dalam menyerap gabah petani.
Melimpahnya hasil panen membuat Bulog kewalahan, bahkan Pemimpin Cabang Bulog Pinrang, Ivan Faisal, menyebut proses penyerapan gabah kali ini sebagai yang paling berat sepanjang masa tugasnya.
“Setengah mati memang. Ini hal baru, baru terjadi, aturan baru juga. Kami masih menyesuaikan diri. Insyaallah ke depan akan kami persiapkan semuanya, termasuk upaya penambahan gudang,” ujar Ivan, Senin 14 April.
Meski demikian, Ivan memastikan pihaknya telah berupaya maksimal. Bulog Pinrang saat ini menggandeng sedikitnya 20 mitra penggilingan, yang juga memiliki jejaring hingga 40 mitra lebih, untuk mempercepat proses penyerapan.
“Kami memang tidak punya armada sendiri. Tapi kami bekerja sama dengan mitra penggilingan yang memiliki kendaraan. Mereka yang membeli gabah, menggilingnya, lalu mengirim beras ke Bulog,” jelas Ivan.
Namun, kendala utama justru datang dari keterbatasan armada mitra. Ivan menyebut bahwa armada yang tersedia harus berbagi tugas antara mengangkut gabah dan mendistribusikan beras ke Bulog, sehingga menyebabkan keterlambatan.
“Armada digunakan juga untuk pengiriman beras. Setelah gabah digiling, berasnya diantar ke Bulog. Di sana pun ada antrean masuk gudang,” ungkapnya.
Untuk mengatasi kendala ini, Bulog Pinrang tengah melakukan negosiasi dengan penggilingan lainnya agar bisa menambah jumlah mitra dan armada angkut. Ivan optimistis solusi segera didapatkan agar penyerapan gabah bisa berjalan lebih lancar.(ams)