English English Indonesian Indonesian
oleh

Bone, Lumbung Pangan yang Masih Dihadapkan pada Stunting 26 Persen

FAJAR, BONE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone masih menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka stunting. Data terbaru tahun 2024 menunjukkan bahwa angka stunting di Bone masih mencapai 26 persen, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Angka ini masih jauh dari target nasional yang ditetapkan, yakni 16 persen.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bone, drg. Yusuf Tolo, mengungkapkan bahwa tingginya angka stunting di Bone disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya pola hidup masyarakat, maraknya pernikahan dini, jarak kelahiran yang terlalu rapat, kurangnya kebersihan lingkungan, serta rendahnya kesadaran akan pentingnya gizi.

“Bone ini daerah lumbung pangan, seharusnya tidak ada masalah dalam pemenuhan gizi. Namun, masih banyak masyarakat yang enggan memberikan imunisasi serta makanan bergizi lengkap kepada anak-anak mereka,” ujar Yusuf.

Ia menambahkan bahwa meskipun angka stunting di Bone masih jauh dari target, tren penurunannya cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang sempat mencapai 37 persen.

Selain mengacu pada data nasional, Dinkes Bone juga melakukan pendataan mandiri melalui puskesmas. Berdasarkan data terbaru, tercatat 1.801 anak mengalami stunting. Namun, jumlah ini kemungkinan lebih besar karena hanya mencakup anak-anak yang telah diperiksa di fasilitas kesehatan.

“Pengukuran dilakukan di Posyandu menggunakan antropometri. Sebagian anak juga ditemukan saat kunjungan lapangan. Namun, kami belum bisa mendapatkan data keseluruhan karena masih banyak anak yang tidak hadir saat pemeriksaan,” jelas Yusuf.

Kasus stunting paling banyak ditemukan di wilayah perkotaan, khususnya di Kecamatan Tanete Riattang dan Tanete Riattang Barat, yang memiliki konsentrasi penduduk tinggi.

Menanggapi hal ini, Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, menggelar program Grebek Stunting dengan meninjau langsung kondisi anak-anak penderita stunting di berbagai wilayah kota, seperti Kelurahan Bukaka, Masumpu, Bulutempe, dan Majang.

Dalam kunjungan tersebut, Andi Asman menegaskan bahwa upaya penanganan stunting harus dilakukan sejak hulu, dengan fokus pada pencegahan.

“Penyelesaian stunting hanya bisa dilakukan melalui kerja sama yang kolaboratif dan berkelanjutan,” tegasnya.

Ia menyoroti pentingnya mempersiapkan remaja putri sebagai calon ibu yang sehat serta mencegah pernikahan dini. Pemerintah juga mendorong konsumsi tablet tambah darah dan makanan bergizi bagi calon ibu.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk memanfaatkan potensi pangan lokal dan memastikan anak-anak mendapatkan layanan kesehatan yang optimal, termasuk imunisasi lengkap di Posyandu.

“Anak-anak yang lahir harus mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan serta layanan imunisasi yang lengkap,” pungkasnya.

News Feed