FAJAR, WAJO– Sejak empat tahun terakhir ini, Ambo Aco (58) tak perlu lagi risau mencari tambahan biaya jika hendak musim tanam. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diakses dari BRI sangat membantunya memenuhi semua kebutuhan selama musim tanam.
Budget yang dibutuhkan petani saat awal turun sawah memang bervariasi. Tergantung luas lahannya. Bagi petani kelompok menengah ke bawah yang memiliki luas lahan 3.5 hektare, kebutuhan dasarnya berkisar di angka Rp15 juta hingga Rp25 juta.
Dana tersebut digunakan untuk membeli bibit, racun hama, pupuk, upah butuh menanam, kebutuhan bahan bakar traktor seperti oli maupun solar hingga biaya perbaikan mesin traktor sebelum turun ke sawah.
Sebelum mengenal KUR, Ambo Aco yang juga warga Desa Laureng Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo berserta petani lainnya di Kecamatan Majauleng, harus berurusan dengan rentenir untuk mendapatkan tambahan dana segar. Namun, bunga pinjaman dari rentenir itu sangat mencekik para petani. Bunganya besar.
Kepada FAJAR, Sabtu 15 Maret 2025, ia mengaku mengenal KUR saat dirinya menghadiri sosialisasi terkait KUR di Pasar Atapangnge Kecamatan Majauleng berkisar 2021 lalu. Pada saat itu, kata dia, memang petani mau turun ke sawah.
“Jadi memang petani butuh dana segar untuk membeli dan membiayai berbagai kebutuhan untuk turun ke sawah. Sehingga, momentum sosialisasi sangat tepat dan menjadi solusi bagi kami,” ujarnya.
Terlebih, kata dia, untuk mengakses KUR yang ditawarkan BRI tidaklah ribet. Proses pengajuannya juga sangat mudah. Ia dan petani lainnya hanya diminta foto copy KTP, KK, kartu petani ( surat keterangan dari kepala desa) dan jaminan surat-surat lahan.