“Kami ingin para petani mendapatkan keuntungan yang setimpal dengan kerja keras mereka. Dengan harga yang lebih stabil dan kompetitif, mereka bisa meningkatkan taraf hidupnya,” tambahnya.
Perjalanan bisnisnya pun tak selalu mulus. Kapasitas produksi yang terbatas menjadi tantangan utama. Dengan kebutuhan bahan baku sekitar tiga ton per bulan, Sumarni harus memastikan pasokan tetap stabil. Namun, ia yakin, dengan inovasi dan perbaikan kapasitas produksi, Clemira bisa semakin berkembang.
Dukungan dari berbagai pihak turut membantu perjalanannya. Pada tahun 2023, Clemira menjadi bagian dari UMKM binaan Bank BRI. “Banyak manfaatnya, dari bantuan botol untuk produk minuman cair hingga pelatihan kemasan yang membantu kami meningkatkan kualitas produk,” ungkapnya.
Berkat pembinaan ini, Clemira kini telah bertransformasi menjadi produk dengan kemasan yang lebih menarik dan higienis, siap bersaing di pasar yang lebih luas.
Kini, produk Clemira telah tersebar di sekitar 600-700 toko di Sulsel dan mulai merambah Jakarta. Bahkan, gula aren khas Bontocani ini telah mencicipi pasar luar negeri, seperti Australia, Hong Kong, hingga Madinah dan Mekah. Meski begitu, Sumarni tak ingin berhenti di sini. Visi besarnya adalah membawa Clemira ke pasar global secara lebih luas.
“Untuk ekspor, kita masih harus memperbaiki kapasitas produksi. Permintaan luar negeri bisa mencapai 20-30 ton per kontainer per bulan, dan saat ini kita belum bisa memenuhi itu. Tapi saya yakin, dengan perencanaan yang baik, itu bisa kita capai,” ujarnya penuh semangat.