English English Indonesian Indonesian
oleh

Penurunan Tarif Listrik Picu Deflasi Sulsel 1,09 Persen

FAJAR, MAKASSAR — Sulsel mengalami deflasi 1,09 persen (y on y). Sedangkan untuk secara year-to-date (y-to-d), inflasi sejak awal tahun mengalami penurunan sebesar 1,64 persen.

Kepala BPS Sulsel, Aryanto, mengungkapkan bahwa deflasi bulan Februari 2025 ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah turunnya tarif listrik.

“Penyebab utama deflasi di Sulawesi Selatan adalah kebijakan diskon tarif listrik bagi konsumen rumah tangga yang diberikan pemerintah sejak Januari hingga Februari 2025, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024,” ujar Aryanto dalam konferensi pers Senin, 3 Februari 2025.

Selain tarif listrik, deflasi juga dipicu oleh turunnya harga beras yang turut memberikan andil terhadap penurunan harga secara keseluruhan. Harga beras mengalami penurunan cukup signifikan dan berkontribusi terhadap deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Lebih lanjut, Aryanto menjelaskan bahwa deflasi year-on-year (y-on-y) yang terjadi pada Februari 2025 disebabkan oleh beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang utama deflasi dengan andil sebesar 2,13 persen. Diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang berkontribusi 0,05 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang memberikan andil sebesar 0,03 persen akibat penurunan harga telepon seluler.

Meskipun terjadi deflasi, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Cabai rawit mengalami kenaikan harga sebesar 86,45 persen, emas perhiasan naik 7,62 persen, dan beras naik 2,25 persen. Kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah, upah asisten rumah tangga, ikan bandeng, wortel, tukang bukan mandor, sigaret kretek mesin, dan minyak goreng, meskipun dengan persentase lebih kecil.

News Feed