Laporan Nurlina Arsyad, Makassar
SIANG terik, Rabu 5 Februari 2025. Mobil yang membawa rombongan jurnalis bersama Tim BRI Makassar melaju memasuki jalan sempit di Jl dg Tata 1 Makassar. Tepat di sebuah rumah bercat putih, mobil berhenti.
Lokasi tersebut merupakan rumah produksi Ungatawwa Handmade, salah satu UMKM binaan BRI. Penulis melangkah maju ke dalam sebuah ruangan berukuran berkisar 3×4 meter, tampak aksesori hingga perlengkapan perempuan terpajang rapi di rak-rak yang sudah disediakan.
Ada yang terbuat dari aneka manik-manik dan juga benang wol. Mulai gelang dengan aneka warna dan bentuk manik, gantungan kunci, kalung, bandana dan aksesori lainnya.
Kemudian, dompet, tas tangan, tas selempang dengan berbagai warna dan model. Ada bunga, hiasan gantung, sandaran kursi hingga payung dan boneka amigurumi dari wol.
Produk-produk tersebut merupakan hasil kreativitas dari Tenripakkua bungawalia yang dibuat langsung dengan tangan. Hasilnya, tak kalah rapi dengan hasil mesin. Unga sapaan akrab Tenripakkua memberi nama brand produknya dengan nama Ungatawwa Handmade.
Harga produk yang diproduksi bervariasi mulai Rp20 ribu hingga Rp3 juta. Kepada penulis di kesempatan lain, Unga bercerita pertama kali merintis usaha tersebut tahun 2013. Ungatawwa Handmade hadir sebagai Art, Craft, & Workshop sejak 2017 dengan produk turunannya berupa produk buatan tangan dan dijual sejak 2019 ini diproduksi dalam tehnik rajut, jahit, sulam, celup dan anyam.
Skill merajut dan menyulam yang dimiliki ibu tiga anak ini berawal dari hobi sejak masih duduk di bangku SD. Ia mengaku sudah mengenal jarum dan benang sejak duduk di kelas 2 SD. Kala itu, ia dihadiahi oleh ibu asuh sang ayah yang dipanggilnya Nenek Abe.