English English Indonesian Indonesian
oleh

Tiga Sahabat: JK-Aksa yang Setia Menemani Alwi hingga Akhir Hayat

Mereka adalah sahabat sejati—Jusuf Kalla (JK), Alwi Hamu, dan Aksa Mahmud. Persahabatan yang mereka rajut sejak masa muda ini terjalin begitu erat hingga akhir hayat.

Ilham Wasi
Makassar

Ketiganya merupakan figur besar di berbagai bidang: JK dengan Kalla Group, Alwi Hamu dengan Fajar Group, dan Aksa Mahmud sebagai pendiri Bosowa Corporation.

Sabtu, 18 Januari 2025, pukul 06.50 WIB, Alwi Hamu berpulang di RS Puri, Jakarta. Kepergiannya membawa duka mendalam bagi sahabat-sahabatnya. Begitu mendengar kabar tersebut, JK yang berada di Jakarta segera menuju rumah sakit, sementara Aksa Mahmud di Makassar langsung mendatangi kediaman keluarga Alwi di Jalan Kapt. Pierre Tendean, Blok J No. 14 untuk menguatkan keluarga yang ditinggalkan.

Jenazah Alwi Hamu kemudian disemayamkan di rumah duka di kawasan Puri Kembangan Utama. Sejumlah tokoh nasional hadir melayat, termasuk Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar. Dari Jakarta, jenazah diterbangkan ke Makassar pada malam harinya. Sekitar pukul 21.12 WITA, jenazah tiba di Cargo Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dan langsung dipindahkan ke mobil ambulans RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.

JK, yang turut menyambut kedatangan jenazah di bandara, mengenang Alwi sebagai sahabat yang sangat dekat. “Beliau sudah seperti saudara, seorang teman yang sangat baik,” ujarnya singkat.

JK kemudian mengantarkan jenazah ke rumah duka di Makassar. Di sana, ia kembali mengenang kebersamaannya dengan Alwi. “Kami bersahabat lebih dari 60 tahun, sejak tahun 1960-an. Mulai dari mahasiswa, di bisnis sama-sama,” kenang JK penuh haru.

Aksa Mahmud juga berbagi kisah tentang eratnya persahabatan mereka bertiga. “Saya dengan Pak Alwi tidak bisa dipisahkan. Saya sepakat tidak selesai S1 jadi kami bertiga (Pak Alwi dan Pak Ocim) hanya selesai sarjana muda. Saya dan Pak Alwi di Teknik Sipil dan Pak Ocim di Teknik Mesin. Di Kampus kami trio (Alwi, Aksa, Ochim). Di kantor/perusahaan kami bersahabat bertiga,” katanya di rumah duka, Jl. Kapt. Pierre Tendean.

Hubungan itu terus terjalin hingga mereka membangun karier masing-masing di dunia bisnis dan tetap saling mendukung satu sama lain. “Saat mahasiswa, saya, Pak JK, dan Pak Alwi Hamu mendirikan FAJAR. Itu hari bersejarah. Kami memulainya bersama-sama. Alhamdulillah, setelah itu Pak Alwi yang mengelola dan mengembangkan. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari awal perjalanan itu,” ujar dia.

Aksa menambahkan, sejak Alwi sakit, ia dan JK berkomitmen untuk menjenguk sahabat mereka setiap tiga bulan sekali. “Kami ingin memastikan beliau merasa tidak pernah sendiri,” ungkapnya.

Aksa juga mengungkapkan, Alwi, seorang tokoh pemikir dengan banyak ide cemerlang. Ide-idenya luar biasa. “Kehilangan beliau bukan hanya kehilangan seorang teman, tapi juga kehilangan seorang suadara,” jelasnya.

Jenazah Alwi disalatkan di Masjid Al Markaz Al Islami setelah salat zuhur. Dalam prosesi tersebut, JK dan Aksa terlihat setia mendampingi jenazah, duduk bersebelahan di barisan terdepan. Begitu pula saat pemakaman di Pekuburan Keluarga HM Jusuf Kalla, Jalan Ir. Sutami, Pattene, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.

Kepergian Alwi Hamu menjadi momen yang memperlihatkan betapa kuatnya ikatan persahabatan mereka. Bagi JK dan Aksa, persahabatan mereka dengan Alwi adalah abadi. (sae-rin/ham)

News Feed