GOWA, FAJAR — Pintu Bendungan Bili-bili dibuka. Sebagian air dilepas sebagai bentuk kewaspadaan.
PEMBUKAAN pintu air untuk mengantisipasi puncak intensitas hujan yang diperkirakan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Juga untuk mengurangi risiko banjir di wilayah hilir sungai dan memastikan kapasitas bendungan tetap aman.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meprediksi puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari 2025. Meski pintu pelepasan dibuka, saat ini elevasi Bendungan Bili-bili berada di bawah level normal, yakni 96,82 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Jadi untuk tingkat elevasi air Dam Bili-bili dikategorikan dalam beberapa, elevasi normal 99,50 mdpl, elevasi waspada 101,70 mdpl, dan elevasi siaga 102,60 mdpl,” ujar Kepala Satuan Operasi Bendungan Bili-bili, Jusman, Minggu, 22 Desember 2024.
Pembukaan pintu air dengan ketinggian 4,5 meter dilakukan untuk mengurangi debit air di bendungan, menjaga keseimbangan, dan mencegah potensi banjir di wilayah hilir.
“Langkah ini dilakukan secara rutin berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG. Saat ini, situasi di Dam Bili-bili relatif aman dan terpantau dalam kondisi normal,” ungkapnya.
Kanal Meluap
Plh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa Wahyudin mengatakan terjadi banjir di beberapa lokasi akibat luapan kanal. Salah satu wilayah terdampak adalah Kampung Rappocidu, Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu.
“Banjir terjadi pada Sabtu pagi, 22 Desember 2024, pukul 05.00 Wita,” ujarnya.