“Jalanan berbatu dan rawan longsor tidak menjadi penghalang bagi tim PLN. Kami berkomitmen untuk terus mewujudkan keadilan energi, termasuk di wilayah 3T. Listrik adalah kebutuhan primer, dan kami ingin memastikan anak-anak dapat belajar di malam hari serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Budiono memaparkan bahwa PLN telah membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 49,2 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 29,6 kms, serta memasang 22 gardu distribusi dengan kapasitas total 925 kilo Volt Ampere (kVA) di 14 desa tersebut.
Hingga November 2024, Rasio Elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99 persen, menandakan komitmen PLN terhadap pembangunan berkelanjutan berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Kehadiran listrik di desa-desa terpencil juga diharapkan mendorong aktivitas ekonomi lokal dan menciptakan peluang baru bagi masyarakat.
Budiono mengapresiasi dukungan pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam membantu proses mobilisasi material. Ia juga berpesan agar masyarakat menjaga aset PLN agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
“Kehadiran listrik 24 jam dari PLN, malam Natal di Tana Toraja tidak lagi suram. Desa-desa yang sebelumnya gelap kini bercahaya, membawa sukacita dan harapan bagi masyarakat setempat. Listrik tidak hanya menerangi rumah, tetapi juga memberikan semangat baru untuk membangun masa depan yang lebih cerah,” bebernya. (edo)