English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengenal Lebih Dekat Trisal Tahir, Anak Bantaran Sungai yang Ingin Membangun Palopo

“Kalau ada yang bicara investasi, saya rasa itu narasi semua. Investasi itu hanya perlu jejaring saja. Kalau ada yang bilang saya mau bangun ini-itu di Palopo, saya sudah lakukan itu sejak jauh hari. Jadi saya tidak cuma bicara, tetapi sudah berinvestasi,” tuturnya.

Dia juga sudah membangun gudang cold storage dengan kapasitas 700 ton untuk ikan bandeng dan ikan laut di perbatasan Palopo dan Luwu. Di sana, dia berinvestasi Rp25 miliar. Kata Trisal, meski lokasinya di Luwu, tetapi karena kecintaannya dengan kampung halaman, maka diberi nama Raja Bandeng Palopo.

Itu juga sudah terkenal hingga ke Taiwan, Korea, dan Jepang. Ikan bandeng yang diproduksi di sana sudah masuk pasar internasional. Ikan-ikan tersebut diekspor ke luar sebagai pakan, karena tambak tuna sudah sangat masif di Pasifik dan pakannya ikan bandeng.

Demand-nya cukup besar. Dalam satu bulan, ekspor ke sana bisa mencapai 300 ton. Di sana, Trisal telah mempekerjakan lebih dari 100 orang, memberi lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi petani tambak di wilayah Luwu Raya.

Dia berencana akan ekspansi ke Palopo. Idenya juga sudah ada. Selama ini dia melihat petani rumput laut di sana masih mengirim ke Surabaya, bahkan Makassar. Padahal, jika memang Pemkot Palopo mau bantu perekonomian masyarakat, pintu pangsa pasar yang lebih besar harus dibuka.

“Kita harus cari demand yang besar dan itu dari industri perikanan di luar Indonesia. Saya sudah diskusi dengan mereka, saya berikan sampel, mereka coba, mereka lihat, dan mereka bilang kualitas mutunya bagus, maka saya diberi kuota sampai 300 ton per bulan. Ini akan saya tingkatkan,” terangnya.

News Feed